Minggu, 12 Desember 2021

Ekonomi kreatif bersama BINUS Busines University

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh



Mengutip dari pepatah "tuntutlah ilmu sampai ke negeri China" yang tak lain mempunyai arti bahwa kita tidak boleh bermalas malasan dalam menuntut ilmu dan tidak bole cepat merasa puas dengan ilmu yang kita miliki saat ini. 


Jenjang pendidikan sudah tidak mengenal gender, semua mempunyai hak yang sama dalam hal pendidikan anggapan kolot tentang wanita tidak boleh sekolah tinggi harus dibuang jauh jauh dan kesempatan kerja pun kini sudah semakin terbuka luas. 


Seperti yang dilakukan oleh Binus University Bussines School yang mengadakan Bussines Talkshow pada Jumat, 10 Desember 2021 yang mengusung tema The Rise Of Creative Economy Indonesia Bussines Outlook 2022. 




Bussines Talkshow ini diadakan melalui zoom dan YouTube yang dihadiri oleh peserta dari kalangan mahasiswa, alumni, pelaku bisnis, maupun khalayak umum. 


Sejenak latar belakang Binus University

Binus University yang tersebar di kota Jakarta, Tanggerang, Bekasi, Bandung, dan malang mempunyai fakultas unggulan yaitu Binus Bussines School. Fakultas ini memiliki jumlah mahasiswa terbanyak diantara fakultas lainnya untuk jenjang S1, S2, S3.


Hebatnya di tahun 2019 Binus Bussines School telah memperoleh akreditasi internasional AACSB (The Assosiation to Advance Colegiate School of Bussines) dan hanya Binus Bussines School lah yang mendapatkan pengakuan bergengsi ini diantara universitas swasta lainnya di Indonesia.


Dan yang lebih takjub lagi pada tahun 2021 program magister manajemen Binus Bussines School masuk dalam jajaran top 250 QS Global MBA Rankings 2022 di peringkat #201-250.


TUJUAN 

Tujuan diadakan penyelenggaraan Indonesia Bussines Outlook adalah untuk mempromosikan Binus Bussines School ke masyarakat untuk menjawab tantangan yang dihadapi oleh industri serta menangkap peluang yang ada. Selain itu acara ini pun dijadikan aktualisasi dan kontribusi mahasiswa dan alumni serta pengajar Binus University dan mengeratkan relasi dengan industri.


Tema yang diangkat kali ini ; The Risk of Creative Economy di latarbelakangi oleh keadaaan ekonomi akibat pandemi global yang berdampak pada kehidupan khususnya di sektor ekonomi, bisnis, dan sosial. Untuk itu diperlukan perubahan untuk mengadaptasi hal tersebut.


Begitupula di Indonesia hal itu juga sangat berdampak sekali apalagi para UMKM yang bertransaksi secara Face to face karena terkait dengan peraturan sosial distancing. 


Seiring dengan pandemi covid yang terjadi, sektor ekonomi kreatif justru menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, potensi yang dimiliki kian membesar dan sangat berperan penting di perekonomian Indonesia. 


Sektor ekonomi kreatif yang mengalami pertumbuhan antara lain sektor aplikasi (e-commerce), game developer, industri konten, fashion, kuliner dan kriya. Sektor ekonomi kreatif tersebut adalah yang mampu dengan cepat beradaptasi dengan digitalisasi. Bahkan presiden RI Joko Widodo mendorong masyarakat untuk membangun komunitas kreatif yang tangguh yang dapat berperan membangun ekonomi nasional.


Dalam acara Bussines Talkshow ini hadir pula ibu Martha Simanjuntak beliau merupakan alumni BBS master program, inisiator dan penggiat Indonesia Woman Information Technologi Awarness (IWITA), pemilik brand fashion Cathaulos, head of Comunity development PT. Digital Network Venture Indonesia, trainner UMKM di wilayah 3T Indonesia.




Sekilas tentang IWITA 

IWITA (Indonesia Women Information Technologi Awarness) adalah sebuah organisasi perempuan Indonesia tanggap teknologi dan informasi yang mencerdaskan perempuan Indonesia melalui teknologi dan informasi.

Visi IWITA 

Perwujudan perempuan Indonesia tanggap teknologi informasi melalui adancement, learning, implementation, dan socialization, sehingga perempua dapat berperan dan berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi Indonesia dan bentuk generasi bangsa yang berakhlak mulia dan berprestasi.


Misi IWITA 

Menciptakan kesadaran perempuan Indonesia akan manfaat teknologi komunikasi (TIK) untuk mengembangkan produktivitas pribadi di bidang teknologi informasi dan peningkatan ekonomi keluarga.

Mengadakan pendidikan, pelatihan, seminar, lokakarya, sosialisasi, promosi, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan bidang perempuan dan teknologi informasi.

Memberikan masukan kepada pemerintah berkaitan dengan regulasi bidang teknologi informasi.


IWITA berdiri pada tanggal 9 April 2009 berkedudukan di Jakarta dan mempunyai daerah operasional di seluruh Indonesia. Keanggotaan IWITA mwmiliki keberagaman baik dari umur maupun pekerjaan. Walaupun merupakan organisasi perempuan, akan tetapi anggota IWITA ada juga yang pria sebanyak 30%. Pekerjaan mereka pun beragam ada pelaku usaha UMKM 70%, pekerja, pelajar, mahasiswa dan PNS sebanyak 20%, serta dari kalangan ibu rumah tangga sebanyak 10%.



Organisasi ini didirikan berawal dari kegelisahan ibu Martha akan nasib dari perempuan Indonesia. Seperti dalam pembahasannya future-Fit organization bahwa dalam suatu organisasi, kekuatan dan energi dihasilkan melalui hubungan. Pola hubungan dan kapasitas untuk membentuknya lebih penting daripada sekedar tugas, fungsi, peran dan posisi. Dan transformasi digital organisasi berperan penting.




Semua itu tidak akan berjalan lancar tanpa campur tangan wanita. Mengapa demikian? Karena menurut ibu Martha di tangan wanita lah dapat tumbuh bibit bibit unggul yang dapat melakukan hal tersebut. Karena seorang wanita itu melahirkan, mendidik, dan mengasuh. Jadi mereka harus pintar dan harus melek informasi dan teknologi. 





Tidak ada alasan untuk tidak melakukan itu semua, apalagi dengan majunya teknologi saat ini informasi sangat mudah skali kota dapat tidak terkecuali ibu rumah tangga di rumah pun kota tidak ketinggalan akan teknologi dan informasi. Terbukti dengan anggota IWITA yang 10% nya adalah ibu rumah tangga, karena IWITA sangat peduli akan pemberdayaan wanita. 


Acara Bussines Talkshow pun diisi oleh narasumber lainnya seperti :

1. Putri Habibi, alumni BBS master program, fashionde, homecook, penulis buku Little Homecook, komite tetap UMKM IWAPI DKI Jakarta.

2. I Wayan Lovayana, alumni BBS master program CEO dan founder komunikasi digital lontar Nusantara berbasis di Bali yang mengembangkan potensi Bali melakui game vr.

3. Sinta yuliasmi, alumni Binus online learning, pramugari, wirasuwasta di bidang kuliner, aktivis sosial Hope Indonesia dan menjadi Indonesia pintar.

4. Nuansa Aghi Perdana, alumni Binus University CEO dan co founder Cuatro studio yang bergerak di bidang produksi video dan animasi.

5. Yoshi Setiawan (Yosiolo), mahasiswa BBS internasional undergraduate program, content Creative, youtuber, hypebeast enthusiast dengan konten konten fashion, brand high-end.

6. Agus Helli, alumni BBS master program, founder multipintar, certified financial planner.

7. Ashanti, alumni BBS master program, public figure, content creator, wirausaha bidang kuliner dan kecantikan.


Acara pun berakhir sekitar pukul 19.30 WIB setelah semua narasumber mengutarakan tema nya masing masing. 

Terimakasih, wassalam





Tidak ada komentar:

Posting Komentar