Jumat, 18 Juni 2021

PENYANDANG DISABILITAS DAN OYPMK MEMILIKI KESEMPATAN YANG SAMA DALAM DUNIA KERJA

 Assalamualaikum Wr.Wb


Pernah mendengar penyakit kutukan?

Sebagian msyarakat, khususnya orang tua terdahulu banyak yang meyakini adanya penyakit kutukan, salah satunya yaitu kusta. 

Kurangnya informasi dan minim nya pengetahuan saat ini menjadikan masyarakat kita beranggapan demikian sehingga penanganan yang terjadi menjadi terlambat serta tercipta nya polemik di masyarakat.


Sebelum mengetahui lebih dalam tentang penanganan dan ciri ciri awal penyakit kusta serta dampak nya dimasyarakat, yuk kita kenali lebih dahulu apa itu penyakit kusta.


Dalam live streaming youtube yang diadakan Kantor Brita Radio (KBR) Republik Indonesia ini, dalam ruang publiknya mengangkat tema "Memberikn Kesempatan Kerja Bagi Disabilitas dan Orang yang Pernah Mengalami Kusta? Mengapa Tidak?"



Ruang publik yang dibawakan Rizal Wijaya sebagai host, Angga Yanuar manager proyek inklusi disabilitas NLR Indonesia, Zukirah Ilmiana owner PT. Anugerah Frozen Food, dan Muhammad Arfah pemuda OYPMK, yang diadakan pada Selasa 15 juni 2021 yang lalu.



Seperti pada penjelasan bapak Angga Yanuar, kusta adalah penyakit infeksius yang disebabkan bakteri yang masuk kategori penyakit tropikal yang terabaikan, secara umum merupakan penyakit kulit yang apabila seorang pasien dalam penanganannya dapat menyebabkan disabilitas karena kusta menyerang saraf penting dimana fungsi sensorik, motorik, dan saraf saraf otonom akan berpengaruh sehingga bisa menyebabkan diformitas atau kelainan struktur tubuh dan mempertinggi disabilitas seseorang.



Gejala awal yang sering terjadi pada penderita kusta yaitu munculnya bercak merah atau putih yang mati rasa dan itu harus segera mendaoat pemeriksaan lebih lanjut di puskesmas. Karena jika dibiarkan akan fatal akibatnya sebab penderita kusta yang telah mendapatkan pertolongan medis dapat menyebabkan kecacatan.


Penyakit kusta ini adalah penyakit yang sangat langka terjadi. Setidaknya ada 15.000 sampai 17.000 kasus pertahun di Indonesia. Dan sampai saat ini Indonesia masih mendudukin peringkat 3 dunia untuk kasus terbanyak kusta. 


Penyakit kusta merupakan salah satu penyakit yang tergolong biasa yang dapat menular. Penularan dari satu orang ke orang lain dapat melalui percikan cairan dari saluran pernapasan (droplet) yaitu ludah atau dahak yang keluar saat batuk atau bersin.


Penyebaran penyakit ini ada sekitar 9 provinsi yang menyatakan eliminasi kusta, antara lain seperti Papua, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Jawa Timur, Sumatra Barat, yang masih tinggi kasus kusta nya.


Tantangan yang dihadapi oleh penderita kusta dalam menghadapi stigma yang terdapat di kehidupan mereka antara lain, walaupun mereka sudah sembuh dan menjalankan berbagai macam pengobatan, akan tetapi sebagian masyarakat menganggap bahwa mereka masih dapat menularkan. Ditambah ketika mereka menghadapi divornitas atau disabilitas yang tampak oleh mata pasti pasien tersebut akan menghadapi stigma negatif di masyarakat di sepanjang hidupnya.


Bentuk stigma ada beberapa macam, salah satunya yang harus diupayakan untuk dikurangi adalah stigma diri atau stigma interalisasi. Itu adalah stigma yang dialami oleh pasien itu sendiri karena merasa mengidap penyakit kusta adalah hal yang tidak menyenangkan atau tidak baik.


Tantangan terbesar lainnya adalah bagaimana oypmk dapat terjun ke dunia kerja dan dunia usaha, seperti yang dikemukakan oleh ibu Zukirah Ilmiana selaku owner PT. Anugerah Frozen Food.



Ibu Zukirah Ilmiana ini memperkerjakan karyawan disabilitas atau oypmk di perusahaan nya. Beliau berpendapat bahwa para penderita penyakit kusta jangan dianggap sebelah mata karena dengan timbulnya stigma negatif yang timbul di masyarakat dapat menjadikan ketidakadilan, kesenjangan dan pembunuhan hak hak terhadap para disabilitas dan penyandang kusta. 


Belum lagi penanganan nya yang beranggapan bahwa kesejahteraan para disabilitas dan oypmk adalah tanggung jawab kementrian sosial saja padahal sebenernya itu adalah kepentingan mendesak yang melibatkan kita semua dalam mengedepankan kepedulian sosial.


Perusahaan PT. Anugerah Frozen Food dari Bulu Kamba ini diberi kepercayaan untuk menerima magang para disabilitas dalam program kerja inklusif katalis yang diinisiasi oleh NLR Indonesia bersama organisasi lainnya di Sulawesi Selatan. Ini merupakan salah satu bentuk kepedulian masyarakat terhadap para disabilitas dan oypmk. Jadi bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja.


Selain bapak Angga Yanuar dan Ibu Zukirah Ilmiana hadir pula Muhammad Arfah seorang pemuda oypmk yang berasal dari Goa Sulawesi Selatan.



Muhammad Arfah ini pertama kali mengetahui menderita kusta pada saat duduk dibangku sekolah menengah pertama. Banyak stigma negatif yang ia dapatkan, banyak celaan dan gunjingan dari teman temannya yang menyebabkan ia sedih dan jarang masuk sekolah. Dengan dukungan keluarga serta pengobatan yang teratur akhirnya ia pun dinyatakan sembuh dan dapat beraktivitas orang lain. 


Muhammad Arfah meyakini bahwa dengan berobat ia akan sembuh. Selain itu ia pun percaya diri bahwa setip manusia mempunyai kekurangan dan kelebihan masing masing karena semua manusia itu sama dan terbukti ia pun daoat survive sampai detik ini dan sekarang ia bekerja disebuah perusahaan. 


Dapat diambil kesimpulan bahwa manusia dilahirkan sama dalam kondisi fitrah, yang berbeda hanya akhlak dan perbuatan nya saja. Dan untuk penyandang disabilitas dan oypmk adalah tanggung jawab kita bersama, jangan takut jangan putus asa karena tuhan menciptakan manusia dengan segala kekurangan dan kelebihan masing masing. Kalian dapat bersaing sesuai dengan kemampuan yang kalian miliki.


Terima kasih

Wassalam. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar