Jumat, 11 Januari 2019

PREMAN PENSIUN, PREMAN YANG BERTOBAT




Assalamu Alaikum Wr. Wb.



Apakah anda seorang penggemar sinetron? Sinetron kepanjangan dari sinema elektronik merupakan sebuah karya cipta seni budaya dan media komunikasi yang di tayangkan melalui stasiun televisi.
Anda tentu ingat, sekitar tiga tahun yang lalu RCTI pernah menayangkan sebuah sinetron yang berjudul Preman Pensiun. Cerita ini diangkat dari latar budaya sunda / Jawa Barat yang menampilkan kehidupan sebenarnya di masyarakat. Sinetron yang di prakarsai oleh alm. Didi Petet dan dimainkan juga oleh nya berhasil memikat para penontonnya. Didi Petet adalah seorang seniman dan budayawan Indonesia yang sudah tidak diragukan lagi hasil karya nya.



Kali INI MNC Pictures mempersembahkan sebuah produksi ANP FILMS, yang melanjutkan cerita dari serial televisi Preman Pensiun ke layar lebar. Film ini disutradarai oleh Aris Nugraha, skenario dan ide cerita nya pun beliau yang tulis. Ini merupakan tantangan baginya, mengingat Preman Pensiun sudah lama tidak ditayangkan di televisi. Film ini diproduseri oleh Miftha. S. Yahya dan Reggi Djundjunan. Sedangkan produser eksekutif Toha Essa, Didi Ardiansyah, Verry Ardian, Deborah Debby Wage. Dengan produser kreatif oleh Lukman Sardi.

Film ini masih bercerita tentang kehidupan muslihat (Epi Kusnandar) seorang preman yang sudah bertaubat bersama mantan anak buahnya. Setelah kepergian kang Bahar (alm. Didi Petet), Muslihat merasa sedih ia selalu teringat kata-kata dan petuah kang Bahar agar ia selalu hidup di jalan kebaikan. Ada satu petuah yang selalu di pegang nya, "setiap pertanyaan harus terjawab di kamu, setiap persoalan harus selesai dikamu". Itulah yang selalu kang bahar katakan pada muslihat.

Konflik film ini terjadi ketika gobang (Dedi Moch Jamasari) datang dari kampung setelah sekian lama membuka usaha peternakan ikan lele disana. Tak ada yang tahu akan maksud kedatangan nya yang menimbulkan pertanyaan aneh kepada rekan - rekan nya seperti Ujang (M. Fajar Hidayatullah), Bohim (Kristato) dan Dikdik (Andra Manihot). Mereka pun dipertemukan dengan alasan reuni kecil-kecil an. Ternyata dibalik itu, gobang mengajak rekan-rekan nya untuk membantu nya mencari pengeroyok yang menewaskan adik ipar nya.

Kehidupan rumah tangga muslihat pun disorot dalam film ini. Bagaimana seorang Esih (Vina Ferina) istri muslihat menghadapi suaminya yang susah bangun pagi dan romantisme muslihat terhadap Esih. Serta kisah anak semata wayang mereka yang sedang merasakan indah nya jatuh cinta.

Saksikan juga kelucuan mantan anak buah muslihat yang selalu kompak dan selaras Pipit (Ica Naga) dan Murad (Deni Firdaus). Dan hubungan antara Didik dan istrinya Imas (Soraya Rasyid).

Muslihat dan Kinanti (Tya Arifin) pun akhirnya bertemu setelah sekian lama. Kinanti adalah anak dari kang Bahar, ia bermaksud akan mengadakan acara untuk mengenang kematian orang tua nya. Disitu terlihat kesesihan mereka ketika mengenang kang Bahar. Karena baik Kinanti dan Muslihat punya kenangan manis terhadap beliau.



Film ini sangat di bumbui oleh ketegangan-ketegangan serta kelucuan para pemain nya. Nuansa sunda nya sangat kental sekali. Kita lihat bagaimana kehidupan Muslihat selanjutnya? Apakah ia akan tetap menjadi preman bersama anak buahnya? Lalu bagaimana dengan kisah mantan anak buahnya, si Go)bang? Apakah ia dapat menemukan pembunuh adik ipar nya? Dan bagaimana pula dengan kekompakan Pipit dan Murad, apakah mereka akan selalu bersama? Semua itu dapat kita saksikan penayangan nya tanggal 17 Januari 2019 di bioskop kesayangan anda.

Film ini telah mengadakan gala premier dan dirilis di dua kota, Jakarta dan Bandung. Berbeda dari kebanyakan film yang diproduksi oleh MNC Pictures, Bandung sengaja dipilih sebagai kota kedua gala premier Preman Pensiun, karena Bandung memiliki nilai historis tersendiri seperti serial televisinya yang menjadikan Bandung tempat dilakukan proses syuting Preman Pensiun.

Film ini dikemas dalam dialog-dialog ringan dan banyak kita temui dialog-dialog yang menghubungkan antara scene satu dengan scene lainnya. Dan itu merupakan tantangan dan kesulitan dari si penulis naskah.

Latar belakang budaya sunda yang ditonjolkan dan kisahnya yang di buat lebih kompleks tidak meninggalkan ciri khas serial televisinya. Dan diharapkan film ini dapat menjadi tontonan yang baik untuk keluarga Indonesia.





Saksikan pula official trailer di channel Youtube MNCP movie:
http://bit.ly/filmpremanpensiun


Terima Kasih,
Wassalam.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar